Drama Panggung Iwan Fals di Konser 'Nyanyian Bangsa'


(Foto: MerahPutih/Venansius Fortunatus)
MerahPutih Budaya - Ikut terlibat dalam pentas Sumpah Pemuda, bertajuk Nyanyian Bangsa, musisi Legendaris Iwan Fals tidak hanya bernyanyi Iwan pun sekaligus bermain drama untuk menghibur penonton, bahkan beberapa kali pelantun lagu Bongkar ini mengeluarkan statment menyentil.
Hal ini terlihat dari pantauan Merahputih.com, di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Selasa (27/10). Iwan sendiri beradu akting dengan Edi Haryono (dalang) dan Bram Makahekum (Bram).
Edi Haryono sendiri memulai drama dengan bertanya kepada salah satu pemain musik di konser tersebut.
"Heran ya, orang yang kritis pasti heran, tapi tak perlu kata interupsi. Kayak di sana (tangan menuju ke Senayan) bagaimana kalau kamu jadi anggota DPR? "Papar Edi Haryono sebagai dalang.
Memakai nada ketus, sang pemain musik (pemuda) pun menyindir para politisi Senayan.
"Itu jabatan yang saat ini dilecehkan pemirsa," ketus sang pemain musik.
Kemudian ada salah satu pemain musik lagi yang berkomentar, dirinya berperan sebagai rakyat dalam drama tersebut.
"Saya berpendapat rakyat kapok pada orang partai yang selalu bilang politik itu selalu penuh dinamika, padahal mereka mencla-mencle," papar sang pemain musik yang diseling gelak tawa penonton.
Kemudian Edi Haryono pun bertanya kepada salah satu pemain musik lainya (pemuda), prihal kelakuan para pemuda di era digital. Statment yang keluar pun menyindir perubahan prilaku pemuda.
"Aku pelajar yang selalu duduk di depan televisi dan ngulak-ngulik gadget, aku dibesarkan di pangkuan keluarga sehat tanpa formalin, nikotin dan adrenalin," ujar salah satu pemain musik.
Dalang pun langsung berdialog dengan Bram. Mereka bertiga pun mengkritisi prihal asap, terutama kondisi yang memprihatinkan akibat bencana asap tersebut.
"Dari Sumatera sudah sampe ke Papua. Kayak lagu tadi tuh dari Sabang sampai Merauke. Apalagi susah buat ungsiin massa ya udah terpanggang," papar Bram.
Terakhir sang dalang pun meminta statment dari Iwan Fals, dirinya pun melontarkan kritik yang agak membanyol, walau bisa kita kritisi secara mendalam.
"Ohh, ke situ arahnya, aku paham, dulu waktu sekolah tidak banyak yang tertarik pada pelajaran administrasi. Padahal budaya administrasi sangat penting untuk menggulirkan pemerintahan dan kegiatan kemasyarakatan. Statistik juga, beberapa abad yang lalu ketika serdadu Inggris akan merebut Yogyakarta, mereka sudah mengetahui jumlah pohon yang ada disana, saking telitinya, sebelum menyerbu ke istana, Inggris sudah tahu warna celana dalam Raja," seru Iwan yang diseling gelak tawa penonton.
Aksi drama Iwan Fals dan Kelompok Kampungan ini pun diakhiri dengan lagu 'Kalau'. Lagu protes terhadap pemerintahan Orde Baru, terutama bagi para aparat berwajib saat itu. (Rky)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Lirik 'Titip Rindu Buat Ayah' yang Kembali Dibawakan Oleh Ebiet G. Ade dan Iwan Fals

Angkat Isu Korupsi dan Perilaku Buruk Para Pejabat, Intip Lirik Lagu 'Tikus-Tikus Kantor' dari Iwan Fals

Lirik Lagu 'Bongkar' Iwan Fals, Bicara tentang Kejengahan akan Tingkah Laku Pejabat Negara

Lagu 'Tikus-Tikus Kantor' Iwan Fals Kembali Ramai Didengarkan, Sindir Koruptor Tak Tahu Diri

Lirik Surat Buat Wakil Rakyat Yang Bisa Jadi Lagu Wajib Saat Demo

Kolaborasi Iwan Fals dan Isyana Sarasvati Hidupkan 'Bunga Terakhir' untuk Soundtrack Film 'Panji Tengkorak'

Nak – Iwan Fals: Lagu Klasik yang Kembali Menyentuh Hati Anak Zaman Now

Lirik Lagu 'Puisi Kota', Kolaborasi Maudy Ayunda dan Iwan Fals

Iwan Fals dan Istri Hadiri Panggilan Polisi Terkait Kasus Pemalsuan OI, Klarifikasi Dugaan Empat Tahun Lalu

Maudy Ayunda Gandeng Iwan Fals dalam Single 'Puisi Kota'
