Bursa Saham Tiongkok Rontok Akibat Laporan Palsu Wartawan

Luhung SaptoLuhung Sapto - Senin, 31 Agustus 2015
Bursa Saham Tiongkok Rontok Akibat Laporan Palsu Wartawan

Seorang investor melihat ponselnya di depan papan elektronik menunjukkan infromasi saham di bursa efek Jiujiang, provinsi Jiangxi, Tiongkok, Senin (10/8). (Foto Reuters)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih, Asia-Pemerintah Tiongkok tengah menyelidiki spekulan yang melebih-lebihkan informasi dagang, short selling mencurigakan dan strategi-strategi pasar lain yang dianggap mengganggu pemulihan pasar untuk mendapatkan keuntungan pribadi. 

Mengutip Japantimes.co.jp, Wang Xiaolu, wartawan majalah bisnis terkemuka, Caijing ditangkap aparat berwajib karena membuat laporan yang tidak benar dan menyebarluaskannya yang berdampak serius kepada kepercayaan pasar.    

Akibatnya, negara dan investor mengalami kerugian besar. Wang sendiri sudah mengakui semua tindakannya yang berakibat terjadinya kepanikan di lantai bursa. 

Kantor berita Xinhua menyebut Wang telah mengaku dia "menulis laporan palsu tentang pasar saham Tiongkok berdasarkan kata-kata orang dan tebakan subyektif tanpa melakukan verifikasi".

Pada Juli, Wang menulis laporan yang menyebut Pemerintah Tiongkok berencana menarik dana dari pasar saham. Kabar tersebut langsung dibantah Komisi Pengawas Sekuritas Tiongkok (China Securities Regulatory Commission/CSRC) dengan menyebutnya 'tidak bertanggungjawab'. Namun, kantor tempat Wang bekerja membela wartawannya, dengan menyatakan pekerjaan Wang dilindungi oleh Undang-Undang. 

Selain Wang, aparat turut menahan Liu Shufan, seorang pejabat pengelola pasar modal dan empat eksekutif senior perusahaan sekuritas ternama di Tiongkok, CITIC Securities, yakni Xu Gang, Liu Wei, Fang Qingli, dan Chen Rongjie. Dalam pengakuannya kepada petugas mereka mengatakan telah bertindak sebagai insider trading

Kantor berita Pemerintah Tiongkok, Xinhua, melaporkan Kementerian Keamanan Publik, pada Minggu atau Senin (31/8) Wib, telah menghukum 197 orang. Mereka dituding menyebarkan rumor yang tidak benar dan menimbulkan kepanikan mengenai kejatuhan pasar saham dan ledakan di Kota Tianjin. Pemerintah juga menutup 165 akun terkait kasus ini. 

Mereka dituding mengedarkan sejumlah berita tak benar, misalnya seorang pria yang melompat bunuh diri di Beijing akibat jatuhnya nilai saham-saham.

Beberapa di antara mereka juga dituding mengembuskan laporan bahwa sebanyak 1.300 orang meninggal dalam ledakan di Tianjin. Padahal, menurut versi pemerintah, sebanyak 150 orang meninggal dalam ledakan itu, sedangkan 23 lainnya hilang.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Xinhua, ada pula yang menyebarkan "gosip bernada hasutan mengenai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II". (Luh)

Baca Juga:

IHSG Menguat Tipis, Bursa Tiongkok Tertekan

Didemo Ribuan Rakyatnya, Najib Razak Ogah Mundur

Pejabat Tianjin Diduga Lalai Terkait Ledakan Tiongkok

#Bursa Saham Tiongkok
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Bagikan