Budayawan Sebut Jokowi Mirip Dengan Petruk


Foto: Bahaudin Marcopolo
MerahPutih, Politik - Spiritualis Gunung Lawu Ki Hardono mengaku kecewa dengan sikap Presiden Joko Widodo yang tidak tegas dalam melerai pertikaian antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri.
Bukan hanya itu Ki Hardono menyamakan Presiden Joko Widodo dengan tokoh Punakawan Wayang Purwa yaitu Petruk. Dalam lakon pewayangan Petruk adalah simbol punakawan (orang kecil) yang kemudian menjadi raja besar.
"Iya Jokowi itu seperti Petruk yang ketika jadi raja tidak membawa perubahan apapun," kata Ki Hardono saat dihubungi merahputih.com, Jumat malam (23/1).
Lebih lanjut Budayawan asal Gunung Lawu menambahkan saat Petruk menjadi raja dan menyandang gelar Prabu Wel Geduelbeh ia sama sekali tidak menorehkan prestasi. Bukan hanya itu Petruk juga tidak membawa kebaikan bagi rakyat yang dipimpin.
"Saat itu masyarakat resah, tidak ada perbaikan dan negara dilanda banyak praha serta peperangan, sama dengan kondisi Indonesia yang dipimpin Jokowi," tambah ki Hardono.
Dalam kisah pewayangan memang ada satu cerita tentang Petruk, judulnya: Petruk Dadi Ratu. Kisah punakawan Petruk yang tampil sebagai pucuk pimpinan terjadi saat pusaka tanah Jawa bernama 'Keris Jamus Kalimasada'.
Pusaka ampuh tanah jawa yang hilang menjadi rebutan di Tanah Jawa, sehingga menimbulkan keriuhan politik dan instabilitas di mana-mana. Petruk sendiri berhasil mendapatkan pusaka Jamus Kalimasada, kemudian ia menyimpannya.
Berbekal pamor Jamus Kalimasada Petruk dapat mengalahkan Prabu Lojitengara dan menduduki singgasana kerajaan dengan gelar Prabu Wel Geduelbeh. Berbagai aksi eksepedisi militer juga dirancang oleh Petruk, bahkan Petruk menyerang kerajaan Hastina yang saat itu dipimpin Para Pandawa.
Dalam penyerbuan ke Hastina Petruk bertarung dengan sudaranya Bagong dan Gareng. Dalam pertarungan tersebut tidak ada pihak yang menang, sampai akhirnya ketiga punakawan berkeringat.
Gareng dan Bagong sangat mengenali bau keringat Petruk sehingga keduanya tidak lagi mengajak bertarung dan mengadu kesaktian. Gareng dan Bagong malah mengajak Petruk bercanda, berjoged bersama dengan berbagai lagu dan tari.
Akhirnya, tanpa sadar Prabu Wel Geduwelbeh kembali ke habitatnya sebagai orang yang jenaka dan lupa telah memakai pakaian kerajaan. Setelah sadar, dia segera lari meninggalkan Gareng dan Bagong karena malu. Tapi Prabu Wel Geduwlbeh dikejar oleh Gareng dan Bagong. Setelah tertangkap langsung dipeluk dan digelitik oleh Bagong sampai Petruk kembali ke wujud aslinya.
Setelah terbuka semua, Petruk ditanya oleh Kresna mengapa ia bertindak seperti itu. Petruk beralasan tindakan itu untuk mengingatkan tuannya bahwa segala perilaku harus diperhitungkan terlebih dahulu. (BHD)
Bagikan
Berita Terkait
IPW Apresiasi Langkah Tegas TNI-Polri, Sebut Aspirasi Harus Dilakukan dengan Cara Damai

Beda Saat Tahun 1998, Pam Swakarsa Versi Terkini Dinilai Tidak Akan Mengandung Unsur Politis yang Merugikan Publik

Kapolri Izinkan Aparat TNI/Polri Bubarkan Pendemo jika Terjadi Kekacauan yang Ganggu Perekonomian Nasional

YLBHI Sebut Tindakan Aparat dalam Penanganan Demo Mengarah Teror terhadap Rakyat

Pengamat Tuntut Cara Polri Tangani Demo Harus Diubah, Jangan Sampai Makan Korban Jiwa Lagi

Prabowo Ungkap Kondisi Korban Aksi Ricuh di RS Polri, Ada yang Terbakar Leher, Paha, hingga Alat Vital

Minta Semua Polisi yang Terluka Akibat Rusuh Demo Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa, Prabowo: Mereka Membela Negara dan Rakyat

3.195 Orang Ditangkap dalam Kericuhan Demonstrasi di Sejumlah Daerah, 1.240 di Antaranya di Wilayah Polda Metro Jaya

Polri Lakukan Patroli Besar-Besaran di Jabodetabek, Redam dan Tindak Pelaku Kerusuhan

Tragedi Affan Kurniawan Dinilai Bisa Jadi Alarm untuk Mengevaluasi Manajemen Anggaran Polri yang Amburadul
