Budayawan Sebut Jokowi Mirip Dengan Petruk

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 23 Januari 2015
 Budayawan Sebut Jokowi Mirip Dengan Petruk

Foto: Bahaudin Marcopolo

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih, Politik - Spiritualis Gunung Lawu Ki Hardono mengaku kecewa dengan sikap Presiden Joko Widodo yang tidak tegas dalam melerai pertikaian antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. 

Bukan hanya itu Ki Hardono menyamakan Presiden Joko Widodo dengan tokoh Punakawan Wayang Purwa yaitu Petruk. Dalam lakon pewayangan Petruk adalah simbol punakawan (orang kecil) yang kemudian menjadi raja besar. 

"Iya Jokowi itu seperti Petruk yang ketika jadi raja tidak membawa perubahan apapun," kata Ki Hardono saat dihubungi merahputih.com, Jumat malam (23/1). 

Lebih lanjut Budayawan asal Gunung Lawu  menambahkan saat Petruk menjadi raja dan menyandang gelar Prabu  Wel Geduelbeh ia sama sekali tidak menorehkan prestasi. Bukan hanya itu Petruk juga tidak membawa kebaikan bagi rakyat yang dipimpin.

"Saat itu masyarakat resah, tidak ada perbaikan dan negara dilanda banyak praha serta peperangan, sama dengan kondisi Indonesia yang dipimpin Jokowi," tambah ki Hardono. 

Dalam kisah pewayangan memang ada satu cerita tentang Petruk, judulnya: Petruk Dadi Ratu. Kisah punakawan Petruk yang tampil sebagai pucuk pimpinan terjadi saat pusaka tanah Jawa bernama 'Keris Jamus Kalimasada'. 

Pusaka ampuh tanah jawa yang hilang menjadi rebutan di Tanah Jawa, sehingga menimbulkan keriuhan politik dan instabilitas di mana-mana. Petruk sendiri berhasil mendapatkan pusaka Jamus Kalimasada, kemudian ia menyimpannya. 

Berbekal pamor Jamus Kalimasada Petruk dapat mengalahkan Prabu Lojitengara dan menduduki singgasana kerajaan dengan gelar Prabu Wel Geduelbeh. Berbagai aksi eksepedisi militer juga dirancang oleh Petruk, bahkan Petruk menyerang kerajaan Hastina yang saat itu dipimpin Para Pandawa. 

Dalam penyerbuan ke Hastina Petruk bertarung dengan sudaranya Bagong dan Gareng. Dalam pertarungan tersebut tidak ada pihak yang menang, sampai akhirnya ketiga punakawan berkeringat. 

Gareng dan Bagong sangat mengenali bau keringat Petruk sehingga keduanya tidak lagi mengajak bertarung dan mengadu kesaktian. Gareng dan Bagong malah mengajak Petruk bercanda, berjoged bersama dengan berbagai lagu dan tari. 

Akhirnya, tanpa sadar Prabu Wel Geduwelbeh kembali ke habitatnya sebagai orang yang jenaka dan lupa telah memakai pakaian kerajaan. Setelah sadar, dia segera lari meninggalkan Gareng dan Bagong karena malu. Tapi Prabu Wel Geduwlbeh dikejar oleh Gareng dan Bagong. Setelah tertangkap langsung dipeluk dan digelitik oleh Bagong sampai Petruk kembali ke wujud aslinya.

Setelah terbuka semua, Petruk ditanya oleh Kresna mengapa ia bertindak seperti itu. Petruk beralasan tindakan itu untuk mengingatkan tuannya bahwa segala perilaku harus diperhitungkan terlebih dahulu.  (BHD) 

 

#Penangkapan Bambang Widjojanto #Bambang Widjajanto #KPK Vs Polri #Polri
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Polri Kini Sudah Punya 672 SPPG, Paling Banyak Ada di Jawa Tengah
Polri kini sudah memiliki 672 SPPG. Namun, SPPG Polri yang paling banyak berada di Jawa Tengah.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Polri Kini Sudah Punya 672 SPPG, Paling Banyak Ada di Jawa Tengah
Indonesia
Ahli Gizi Sebut SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Program MBG, Dinilai Bersih dan Higienis
Ahli Gizi mengatakan, bahwa SPPG Polri bisa menjadi role model dalam program MBG.
Soffi Amira - Kamis, 16 Oktober 2025
Ahli Gizi Sebut SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Program MBG, Dinilai Bersih dan Higienis
Indonesia
Mabes Polri Sebut Oknum Polisi Rusak Citra Anggota Lain, Turunkan Tingkat Kepercayaan Rakyat
Masalah-masalah etik masih terjadi di tubuh Polri
Dwi Astarini - Kamis, 16 Oktober 2025
Mabes Polri Sebut Oknum Polisi Rusak Citra Anggota Lain, Turunkan Tingkat Kepercayaan Rakyat
Indonesia
Peneror Bom Sekolah Internasional NJIS Kelapa Gading Minta Tebusan Bitcoin US$ 30 Ribu
Pelaku meminta tebusan 30.000 dolar Amerika Serikat yang dibayarkan ke alamat bitcoin
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
Peneror Bom Sekolah Internasional NJIS Kelapa Gading Minta Tebusan Bitcoin US$ 30 Ribu
Indonesia
DPR Minta Polri Tunjukkan Kinerja Transparan, Serta Dorong Model Pemberantasan Tambang Ilegal
Publikasi yang masif bukan hanya membangun kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
DPR Minta Polri Tunjukkan Kinerja Transparan, Serta Dorong Model Pemberantasan Tambang Ilegal
Indonesia
DPR Desak Perlindungan Hukum dan Jaminan Kesejahteraan yang Mendesak Bagi Anggota Polri dalam Pembahasan RUU KUHAP
Menurutnya, aparat kepolisian justru menjadi pihak yang paling rentan bersinggungan langsung dengan kejahatan dan ancaman fisik di lapangan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 08 Oktober 2025
DPR Desak Perlindungan Hukum dan Jaminan Kesejahteraan yang Mendesak Bagi Anggota Polri dalam Pembahasan RUU KUHAP
Indonesia
Komite Reformasi Polri Diharap Fokus pada HAM dan Akuntabilitas, Bukan Retorika Politik Semata
Andreas menegaskan bahwa profesionalisme Polri
Angga Yudha Pratama - Selasa, 07 Oktober 2025
Komite Reformasi Polri Diharap Fokus pada HAM dan Akuntabilitas, Bukan Retorika Politik Semata
Indonesia
DPR Ungkap Polri Telah Miliki Lebih daripada 600 SPPG, Siap Sukseskan MBG
Keberhasilan SPPG mencerminkan komitmen Polri mendukung program pemerintah.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
DPR Ungkap Polri Telah Miliki Lebih daripada 600 SPPG, Siap Sukseskan MBG
Indonesia
Akpol Resmi Luncurkan Siniar, Jadi Media Edukasi dan Keterbukaan
Jadi terobosan komunikasi publik yang dirancang untuk membangun ruang dialog terbuka.
Dwi Astarini - Jumat, 03 Oktober 2025
Akpol Resmi Luncurkan Siniar, Jadi Media Edukasi dan Keterbukaan
Indonesia
Ini nih, Poin Reformasi Kepolisian, Ada Kebebasan Berekspresi, Penyalahgunaan Wewenang, hingga HAM
Menekankan tiga isu strategis yang menjadi prioritas reformasi Korps Bhayangkara.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
Ini nih, Poin Reformasi Kepolisian, Ada Kebebasan Berekspresi, Penyalahgunaan Wewenang, hingga HAM
Bagikan