"Boyong Grobog" Simbol Kegotongroyongan Warga Kabupaten Grobogan

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Jumat, 03 Maret 2017
Gadis-gadis cantik berpakaian tradisional dalam prosesi adat "Boyong Grobog". (FOTO Antara/Yusuf Nugroho)

Purwodadi adalah nama salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang saat ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan kabupaten tersebut. Kabupaten Grobingan terletak di sebelah Timur bagian tengah Provinsi Jawa Tengah.

Perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan dari Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadai ini memiliki sejarah panjang, yang hingga saat ini menjadi simbol kegotongroyongan masyarakat kabupaten tersebut. Untuk tetap melestarikan rasa kegotongroyongan tersebut, setiap tahun digelar tradisi kirab adat yang disebut "Boyong Grobog".

Selain untuk melestarikan rasa kegotongroyongan, kirab "Boyong Grobog" ini juga sebagai bentuk penghargaan kepada Adipati Martopuro atau Pangeran Puger yang merupakan pendiri sekaligus bupati pertama Kabupaten Grobogan.

Warga bergotogroyong membawa gunungan hasil bumi dalam prosesiadat "Boyong Grobog" di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (2/3). (FOTO Antara/Yusuf Nugroho)

Dalam prosesi adat "Boyong Grobog" ini di sepanjang jalan utama dan pusat pemerintahan, warga memikul gunungan yang berisi hasil bumi, yang diikuti oleh para gadis cantik dengan mengenakan pakaian adat Jawa, Grobogan. Memikil gunungan ini adalah sebagai simbol kegotongyorongan masyarakat Kabupaten Grobigan dalam membangun kabupaten tersebut.

Prosesi adat "Boyong Grobog" ini juga merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat Kabupaten Grobogan, yang berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan kebudayaan di daerah tersebut.

Untuk diketahui, secara geografis, Kabupaten Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Bagian tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai besar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.

Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan