Bedug, Alat Pengumpul Warga

Fredy WansyahFredy Wansyah - Minggu, 05 Juli 2015
Bedug, Alat Pengumpul Warga

Tukang penjual bedug di Jakarta, Kamis (25/6). (Foto: MerahPutih/Achmad)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Bedug bermula dari tradisi masa lalu yang tak memiliki alat canggih seperti mikropon saat ini. Warga yang ingin melakukan aktivitas bersama pada masa itu hanya memanfaatkan bedug sebagai alat pembantu. Kala itu, bedug digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan warga.

Di era Majapahit, kegunaan bedug seperti itu biasa digunakan. Hal ini tertuang di dalam Kidung Malat, pupuh XLIX. Terkait keberadaan Majapahit itu, bedug digunakan untuk mengumpulkan masyarakat dari berbagai penjuru sebelum waktu berperang. “Karena Kidung Malat menyebut bedug dan teg-teg, maka keduanya tentu berlainan. Teg-teg sejenis genderang dengan ukuran lebih besar daripada bedug,” tulis Dwi Cahyono, dalam “Waditra Bedug dalam Tradisi Jawa, seperti dinukil dari Historia, Minggu (5/7).

Peran bedug mulai bergeser dan mulai akrab dengan Islam saat seorang Muslim dari luar Nusantara datang ke Pulau Jawa. Dia adalah Cheng Ho. Saat itu Cheng Ho menggunakan bedug sebagai pemberi tanda bagi pasukannya. Suara bedug menandakan agar pasukan Cheng Ho segera berkumpul dan baris-berbaris. Pada saat itulah, konon pemimpin daerah yang dikunjungi Cheng Ho, yakni Semarang, juga memanfaatkan bedug sebagai penanda dari masjid saat Cheng Ho hendak pergi.

Selanjutnya peran bedug bergeser menjadi penanda bagi umat Islam di Nusantara. Tujuannya untuk mengumpulkan umat Islam, sebagai tanda datangnya waktu salat. Fungsi bedug di masjid ini mulai marak digunakan di masa penyebaran Islam Wali Songo. Bedug berbunyi dari masjid ketika waktu-waktu salat telah tiba. Perannya tak ubahnya pengeras suara saat ini yang menandakan masuknya waktu salat.

Sisi lain sejarah bedug menyatakan, bedug ramai digunakan di daerah Banten. Bedug digunakan ketika adanya tanda-tanda bahaya. Bedug dapat berbunyi pada pagi hari, siang, sore, maupun malam hari.

"Bedug kan bermanfaat, dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Ini kearifan Wali Songo waktu itu, memanfaatkan bedug untuk penanda di masjid," kata budayawan Nahdlatul Ulama, Jadul Maula, kepada Merahputih.com, beberapa waktu lalu, di Yogyakarta. (fre)

Baca Juga:

Ramadan, Rejeki Bagi Penjual Bedug

Demi Baju Lebaran, Raffi Manfaatkan Libur Sekolah untuk Jualan Bedug

Masjid Tanpa Kubah Bukan Berarti Tidak Islami

#Tukang Bedug #Sejarah Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Fredy Wansyah

Berita Terkait

Indonesia
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
"Jangan sampai sejarah ditulis oleh pemenang itu terjadi."
Wisnu Cipto - Selasa, 17 Juni 2025
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Indonesia
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Pembaruan buku sejarah Indonesia dilaksanakan mulai Januari 2025 dan ditargetkan rampung Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 01 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Indonesia
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Proyek penulisan ulang buku sejarah Indonesia
Wisnu Cipto - Senin, 26 Mei 2025
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Indonesia
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia menolak proyek 'sejarah resmi' oleh Kementerian Kebudayaan yang dinilai mengaburkan fakta sejarah dan menjadi alat legitimasi politik.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 19 Mei 2025
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Tradisi
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Cari tahu sejarah lengkap tradisi halalbihalal di Indonesia! Dari gagasan elite politik hingga budaya silaturahmi yang mengakar, semua terangkum dalam penelusuran sejarah yang menarik dan informatif.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 17 April 2025
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Tradisi
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Jelajahi kisah inspiratif Sultanah Nahrasiyah, ratu perempuan pelopor dari Samudra Pasai
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 14 Maret 2025
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Tradisi
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Temukan kisah inspiratif Samudra Pasai, kerajaan yang berhasil menyatukan budaya dan agama di tengah persaingan ketat. Pelajari strategi sukses mereka dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Tradisi
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Mengapa libur sekolah saat Ramadan bisa panjang? Telusuri sejarahnya dari masa kolonial Belanda hingga tradisi serunya.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 05 Maret 2025
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Tradisi
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Pelajari harmonisasi antara hisab dan rukyat, serta kisah sejarah yang membuktikan keindahan dalam keragaman
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 03 Maret 2025
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Bagikan