Banjir di Dua Kabupaten Banten Memakan 4 Korban

Selvi PurwantiSelvi Purwanti - Senin, 25 Juli 2016
Banjir di Dua Kabupaten Banten Memakan 4 Korban

Evakuasi korban tewas banjir di dua kabupaten di Banten (Foto: Basarnas Banten)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Musibah banjir, Senin (25/7) di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang Banten memakan empat korban jiwa, sedangkan korban yang selamat saat ini dalam keadaan lapar.

Keempat warga yang meninggal yakni Evi Lutfiah (41), M Fahri Ramadan (6), Syarifatul Ginayah (18) dan Ahmad Ahyani (52). Semua korban tewas merupakan warga Kampung Pangeuseupan, RT 01, RW 14, Desa Labuan, Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan informasi, hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Pandeglang sejak dini hari menyebabkan banjir bandang disertai lumpur. Saat kejadian, keempat korban tewas terjebak dalam minibus Daihatsu Xenia dengan Nomor Polisi B 1892 BRH.

Menurut Kepala Basarnas Banten Heru mengatakan, petugas mendekati kendaraan tersebut untuk membantu. Namun ternyata saat membuka pintu mobil empat orang di dalamnya sudah dalam keadaan meninggal dunia. Dugaan sementara korban meninggal akibat keracunan AC.

"Benar korban meninggal di dalam Xenia Putih yang terjebak lumpur. Petugas sudah mengevakuasi korban dan dilarikan ke rumah sakit," ujarnya.

Banjir yang cukup dahsyat tersebut, mengakibatkan akses menuju Labuan - Anyer - Cilegon sempat mati, namun jelang tengah hari pihak POLRI turun tangan.

"Kami sangat berterima kasih pada Polisi khususnya pihak Brimob yang sigap bekerja, lalu lintas sekarang sudah bergerak lagi," ungkap Teja Heriana warga Kecamatan Carita.

Sementara itu, menurut pengakuan korban banjir, mereka belum makan sampai Senin siang, baik di wilayah Anyer, Carita maupun Labuan belum ada dapur umum. Padahal, mereka terjaga kedinginan sejak malam dimana air merangsek memasuki rumah mereka.

"Rek emam kumaha ja teu tiasa masak, dapur umum geh teu aya, mana tiris," (Bagaimana mungkin kami makan, kan tidak bisa masak, dapur umum juga tidak ada, kedinginan pula) ungkap Rosipah, warga Desa Teluk Labuan yang mengaku berteduh di langit-langit rumah saat banjir menerjang. (Ctr)

BACA JUGA:

  1. Banten Diterjang Banjir Ribuan Rumah Terendam
  2. Luhut Panjaitan: Banten Lebih Baik Bersama Rano Karno\
  3. Ribuan Peziarah Padati Banten Lama
  4. Ribuan Wisatawan Padati Pantai Carita , Ini Tips Balawista Banten
  5. Balawista, Tim Baywatch ala Propinsi Banten
#Cilegon Banten #Banjir #Pantai Anyer Banten #Kabupaten Pandeglang Banten
Bagikan
Ditulis Oleh

Selvi Purwanti

Simple, funny and passionate. Almost unreal

Berita Terkait

Indonesia
MPR Tanggapi Polemik Komeng dan Pramono soal Banjir, Sarankan Kolaborasi Selesaikan Bersama
Mengajak semua pihak untuk terlibat dalam mencegah bencana banjir, terutama di tengah ancaman krisis iklim saat ini.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
MPR Tanggapi Polemik Komeng dan Pramono soal Banjir, Sarankan Kolaborasi Selesaikan Bersama
Berita
Operasi SAR untuk Korban Banjir di Bali Sudah Dihentikan, Tidak dengan Bencana Tanah Longsor
"Di Badung ada tiga orang korban hilang akibat rumah yang longsor di tepi sungai," kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso
Frengky Aruan - Rabu, 17 September 2025
Operasi SAR untuk Korban Banjir di Bali Sudah Dihentikan, Tidak dengan Bencana Tanah Longsor
Indonesia
18 Orang Meninggal Akibat Bencana Banjir di Bali Menurut BNPB, Simak Juga Kerusakan yang Terjadi
Adapun kerusakan paling parah terjadi di Kota Denpasar dengan 474 fasilitas umum rusak.
Frengky Aruan - Rabu, 17 September 2025
18 Orang Meninggal Akibat Bencana Banjir di Bali Menurut BNPB, Simak Juga Kerusakan yang Terjadi
Indonesia
BMKG Peringatkan Warga Jawa Barat Potensi Cuaca Ekstrem 18-24 September, Bisa Picu Banjir hingga Tanah Longsor
Sejumlah faktor dinamika atmosfer menjadi pemicu meningkatnya curah hujan di Jawa Barat
Frengky Aruan - Rabu, 17 September 2025
BMKG Peringatkan Warga Jawa Barat Potensi Cuaca Ekstrem 18-24 September, Bisa Picu Banjir hingga Tanah Longsor
Indonesia
Status Darurat Bencana Kota Denpasar Turun ke Transisi Menuju Pemulihan, Berlangsung Selama 3 Bulan
Hal ini disampaikan Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara
Frengky Aruan - Selasa, 16 September 2025
Status Darurat Bencana Kota Denpasar Turun ke Transisi Menuju Pemulihan, Berlangsung Selama 3 Bulan
Indonesia
Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali
Kemensos juga menyalurkan bantuan berupa sembako, makanan bayi, serta kebutuhan pokok lainnya bagi korban banjir.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 16 September 2025
Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali
Indonesia
Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore
Banjir Jakarta kini mulai surut pada Selasa (16/9). Hanya dua RT yang masih terendam banjir. Hujan deras sejak siang hari menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu berstatus waspada atau siaga 3.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore
Indonesia
12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter
Pemerintah Daerah menginformasikan, jika dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter
Indonesia
Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca
Sementara untuk jangka panjang, agar banjir besar tidak terjadi lagi, Wagub Giri menegaskan langkah Pemprov Bali untuk melarang alih fungsi lahan produktif menjadi komersil.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
 Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca
Indonesia
Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya
Gelombang di Selat Bali, Selat Badung, dan Selat Lombok diperkirakan setinggi 3,5 meter, sementara di Selat Lombok bagian selatan bisa mencapai lima meter
Angga Yudha Pratama - Selasa, 16 September 2025
Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya
Bagikan