Bangga Jadi SAR Karena Dipercaya Kepala Suku

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 03 Januari 2015
Bangga Jadi SAR Karena Dipercaya Kepala Suku

MerahPutih Nasional - Yusuf Latif, namanya cukup dikenal awak media karena kesabarannya meladeni para pemburu berita . Tapi dibalik pembawaanya yang tenang ia punya segudang cerita tentang pengalamannya menjadi seoarang anggota Search And Rescue (SAR) atau pencari dan penolong korban bencana alam dan kecelakaan.

Pria kelahiran Ujung Pandang 1973 silam ini menceritakan, pada awalnya ia tahu menahu soal SAR. Setelah tamat SMA dan kursus radio. Berbekal keahliannya itulah yang mengantarkannya seperti sekarang ini menjadi Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Hubungan Pers Media dan Publikasi.

"Awalnya saya enggak tahu SAR itu apa, kerjanya apa. Cuma saya dengar dari teman SAR itu PNS, kerjanya saya enggak tahu. Saya cuma pengen kerja karena waktu itu tamat SMA, kursus 3 bulan di radio komunikasi, kebetulan Basrnas butuh teknisi radio," tutur dia membuka cerita, di kantor Basarnas, Jakarta, Sabtu (3/1).

Yusuf menceritakan, banyak penggalan kisah hidupnya yang berkesan. Diantaranta ketika ia pertama kali ditugaskan untuk mencari korban pesawat Foker 28 milik Merpati Airline yang jatuh di Jevman, Sorong Papu setahun setelah ia bergabung menjadi pegawai Basarnas atau pada tahun 1994. Saat itu ia hanya seorang diri mewakili Basarnas untuk mengawal alat evakuasi, seperti kantung mayat, pelampung dan tandu.

Meski tak semua selamat, tapi Yusuf bangga dapat mengevakuasi dua korban yang selamat dari total penumpang sebanyak 28 orang. "Saya dari perwakilan kantor sendiri, tapi bisa koordinir alat yang kita gunakan, bisa mengkoordinir dengan masing-masing satuan (TNI AL, AD dan AU) untuk mengevakuasi jenazah yang sudah dtemukan untuk dibawa ke kota Sorong," tuturnya.

Yusuf juga menceritakan pengalaman paling berkesan lainnya kala menyelamatkan nelayan di Raja Ampat Papua. Kala itu, tiba-tiba seorang kepala adat setempat memastikan orang yang dapat melihat pertama kali jenazah korban adalah dia. Ternyata benar, tepat pukul 00.00 ia mengarahkan senternya pada sebuah objek yang merupakan jenazah korban tenggelamnnya kapal nelayan tersebut.

Hingga kini, ia tak mengerti mengapa Yusuf selalu menjadi orang yang paling awal melihat korban atau jenazah. Termasuk dalam penanganan AirAsia lalu, dia optimis batas waktu tiga hari korban akan diketemukan meski belum seluruhnya.

"Kenapa saya ditunjuk, saya enggak tahu. Yang jelas dia menepuk saya 'nagana yang akan melihat," ujarnya.

Yusuf mengaku bangga menjadi salah satu tim rescue Indonesia. Sebab, baginya SAR merupakan kerja kemanusiaan. Disamping itu, ia juga mengaku didukung oleh keluarga besarnya. "Alhamdulillah dukung," pungkasnya. (cnd) 

#Indonesia #Yusuf Latif #Basarnas
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan