Balimau Kasai, Upacara Tradisional Menyambut Ramadhan di Kampar Riau


Tradisi Balimau Kasai (Foto: wordpress)
MerahPutih Budaya- Bulan Puasa Ramadhan sebentar lagi menjelang. Meski masih menunggu hilal tanda puasa dimulai, namun suasana di sejumlah daerah tanah air telah ramai dengan berbagai tradisi budaya yang dieksperesikan masyarakat setempat untuk menyambut bulan suci tersebut.
Sebagai negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan kaya akan budaya nusantara, masyarakat muslim di Indonesia punya tradisi tersendiri untuk menyambut datangnya bulan suci tersebut. Meski tata cara tradisi menyambut bulan puasa beragam, namun semangatnya tetap sama, yakni sebagai bentuk ucap syukur serta kegembiraan umat muslim akan datangnya bulan puasa.
Di Kabupaten Kampar Riau ada satu tradisi mandi bersama untuk menyambut bulan Ramadhan. Masyarakat Kampar menyebutnya Tradisi Balimau Kasai. Biasanya, agenda ini dilaksanakan sehari menjelang ibadah puasa dimulai atau tepatnya di penghujung bulan Syaban.
Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk, yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.
Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai saat berkeramas.
Masyarakat setempat meyakini agenda Balimau Kasai merupakan simbol penyucian diri dan kesiapan untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan.
Sebetulnya, ada banyak acara yang digelar menjelang Balimau Kasai. Masyarakat Kampar biasanya akan beramai-ramai memasak panganan khas untuk dibagi-bagi sembari mereka bersilaturahmi dengan tetangga atau keluarga. Menjelang dimulai acara mandi Balimau kaum laki-laki biasanya salat ashar berjamaah di masjid sebelum turun ke sungai untuk mandi balimau. Ada juga yang mendatangi sanak keluarga yang dituakan untuk duduk bersama sambil meminta petuah menjalani puasa Ramadhan.
Tradisi yang sudah turun-temurun ini hingga kini masih lestari di tengah masyarakat adat Kampar Riau. Meski masih menjadi kontroversi di kalangan pemuka agama setempat, semestinya sikap bijak dan arif harus dikedepankan dalam menjaga nilai luhur warisan nenek moyang tersebut. Sebab, selain mandi di sungai dengan limau yang dianggap sebagai penyucian fisik, ajang ini juga dijadikan sarana untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim dengan saling mengunjungi dan meminta maaf.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
50 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Penuh Makna dan Berkah di Bulan Ramadan

Kejar Pengampunan Dosa, Ini Doa Puasa Sunah Rajab Beserta Artinya

Mengejar Berkah di Awal 2025 dengan Puasa Sunah Rajab, Begini Niat beserta Artinya

Andien Bangga Jadi Bagian Buku 'Nusantara' Karya Samuel Wattimena
Thong Thong Lek, Dari Alat Pembangun Sahur sampai Jadi Kesenian Khas Rembang

Asal-Usul Thong Thong Lek, Kentungan Sahur yang Bikin Melek

Tradisi Gembira Sambut Ramadan di Berbagai Negara

Masjid Istiqlal Gelar Sejumlah Program Kegiatan Ibadah Selama Ramadan

DPRD DKI Minta Pemprov Jakarta Jaga Ketersediaan Minyak Goreng Selama Bulan Puasa
