Askrindo Targetkan Laba Rp 1 Triliun di 2015
MerahPutih Bisnis - PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo menargetkan perolehan laba pada tahun 2015 nanti sejumlah Rp 1 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan realisasi 2014 yang ditargetkan mencapai Rp 660 miliar.
"Pada tahun 2015, perolehan laba ditargetkan tumbuh sekitar 60 persen," ujar Direktur Utama Askrindo Antonius C.S Napitupulu kepada wartawan.
Ia menjelaskan, perolehan laba tersebut berasal dari pendapatan premi yang ditargetkan mencapai Rp 3 triliun pada tahun depan. Sementara tahun ini pendapatan premi ditargetkan mencapai Rp 2 triliun.
Pendapatan premi Askrindo menurut Antonius akan berasal dari bisnis Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan non-KUR. Namun untuk bisnis KUR masih akan dikaji kembali. Pasalnya, KUR adalah program pemerintah sebelumnya, sedangkan pemerintah saat ini lebih memfokuskan pada sektor kemaritiman dan pangan.
"Pemerintah saat ini sedang merancang program KUR yang dirancang untuk mendukung segmen kemaritiman dan pangan," ujarnya seperti yang dikutip dari askrindo.co.id.
Sedangkan untuk bisnis di luar KUR, perseroan akan mengembangkan asuransi kredit dan surety bond. Antonius mengatakan, di Askrindo, asuransi kredit berkontribusi 65 persen terhadap total pendapatan premi perseroan, sedangkan sisanya adalah bisnis nonkredit.
Selain mengembangkan bisnis, pada tahun depan, perseroan juga siap menghadapi gempuran perusahaan asing dalam mengembangkan asuransi kredit di Indonesia. Bentuk antisipasi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan efisiensi dan meningkatkan mutu perusahaan.
Umumnya perusahaan asuransi global yang datang ke Indonesia adalah perusahaan asuransi dengan tingkat efisiensi tinggi. Mereka menawarkan harga yang kompetitif sehingga siap bersaing di pasar.
Melihat hal ini, Askrindo juga akan menghitung biaya produksi seakurat mungkin sehingga bisa memberikan harga yang bisa bersaing. Dampak dari hal ini memang akan terjadi perang tarif di pasar.
Oleh karena itu, menurutnya, perseroan tidak sekadar meningkatkan efisiensi namun juga meningkatkan mutu perusahaan. Peningkatan mutu bisa dilakukan dengan menambah jaringan agen dan mengedepankan pengalaman yang sudah dimiliki. (MP/AKU)
Bagikan
Berita Terkait
Ketua MPR Tegaskan Indonesia Tetap Ada Sampai Kiamat di Hadapan Negara Muslim
Faktor Yang Bisa Bikin Redenominasi Rupiah Gagal Versi Analis Ekonomi Politik
Selain di Indonesia, Cloudflare Tengah Bermasalah Dengan Jepang
Begini Tahapan Redenominasi, Butuh Waktu 6 Tahun
RI-Yordania Join Bikin Drone Militer Canggih, Libatkan Pindad & Deep Element
Indonesia dan Yordania Sepakat Tukar-menukar Info Intelijen, Apa Tujuannya?
Prabowo-Albanese Teken Kesepakatan Jaga Stabilitas Indo-Pasifik, Era Baru Hubungan 2 Negara
Bertemu PM Australia, Prabowo Berbagi Falsafah Indonesia Tentang Tetangga yang Baik
Menkeu Purbaya: Kewenangan Pelaksanaan Redenominasi Rupiah Berada di Bank Sentral
Istana Tegaskan Waktu Pemberlakuan Redenominasi Rupiah Masih Jauh