Apa Itu LGBT?


MerahPutih Gaya Hidup- Mungkin banyak diantara kita yang belum familiar dengan singkatan LGBT. Ya, LGBT adalah mereka yang bergerak untuk membela Hak Asasi Manusia, tepatnya hak mereka yang memiliki perilaku seks menyimpang. Lantas apa kepanjangan LGBT? Lesbian, Gay, Bisex, dan Transgender adalah kepanjangan dari LGBT. Mereka selalu menyampaikan aspirasi mereka, yang menurut orang normal memiliki perilaku seks menyimpang, untuk melegalkan aktivitas seksnya.
LGBT dan bersama dengan heteroseksual berusaha menggambarkan orientasi seksual mereka adalah wajar dan bukan merupakan penyimpangan atau patologi seks. Bagi mereke jenis kelamin hanyalah identitas di masyarakat. Jenis kelamin tidak dapat mengurung kebebasan mereka mencintai sesama jenis hingga berusaha merubah kelaminnya. Yang mereka lakukan adalah berusaha menjadikan diri mereka sesuai dengan keinginan mereka.
Banyak istilah yang familiar dalam dunia mereka, seperti dikutip dari lgbt.ie, sebagai berikut.
1. Lesbian
Dilakukan sepasang wanita atau bisa dibilang secara emosional wanita lebih tertarik pada wanita. Banyak lesbian lebih suka disebut lesbian bukan gay.
2. Gay
Kondisi hubungan dimana sepasang lelaki atau yang secara emosional saling tertarik dan jatuh cinta. Kata gay dapat digunakan secara umum untuk merujuk pada lesbian, gay, dan biseksual, namun banyak wanita lebih suka disebut lesbian. Kebanyakan orang gay tidak suka disebut sebagai homoseksual karena asosiasi sejarah negatif dengan kata homoseksual dan karena gay kata yang lebih baik mencerminkan identitas mereka.
3. Bisexual
Orang biseksual adalah seseorang yang tertarik dengan lawan jenis, namun juga tertarik dengan pasangan sejenis.
4. Transgender
Adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang perasaan internal menjadi laki-laki, namun fisiknya perempuan, atau sebaliknya. Tidak semua orang yang penampilannya atau perilakunya sesuai dengan gendernya namun jiwanya seperti perilakuknya. Banyak orang transgender hidup paruh waktu atau penuh waktu sebagai gender lain (bukan gendernya). Transgender dapat diidentifikasi sebagai transeksual, waria atau identitas gender lain.
5. Identitas Gender
Seseorang dengan identitas gender dalam LGBT mengacu pada apakah seseorang merasa laki-laki, perempuan atau transgender (tanpa memandang jenis kelamin biologis seseorang). Ekspresilah yang mencerminkan gender, bukan alat kelamin yang dimiliki sejak lahir.
Orang transeksual hidup atau ingin hidup sebagai individu yang tidak sesuai dengan alat kelaminnya sejak lahir. Orang transeksual selalu ingin mengintervensi secara medis dirinya, seperti penyuntikan hormon atau operasi untuk membuat tubuh mereka menjadi semirip mungkin dengam gender yang mereka sukai. Sebelum melakukan rekayasa medis pada dirinya, gejala transeksual biasanya ditandai dengan gemar menggunakan pakaian atau asesoris seperti lawan jenisnya, begitu juga dengan cara berdandannya.
6. Pergantian Kelamin
Pergantian kelamin juga disebut transisi, adalah proses perubahan jenis kelamin sebagai cara seseorang yang ingin hidup secara terbuka dan bisa menjadi proses yang kompleks. Orang-orang yang ingin transisi sering mulai dengan mengungkapkan identitas gender mereka dalam situasi di mana mereka merasa aman. Mereka biasanya beraktifitas di gender yang berbeda dengan keinginan mereka. Transisi biasanya melibatkan perubahan pakaian dan perawatan, perubahan nama, perubahan jenis kelamin pada dokumen identitas, pengobatan hormonal, dan operasi.
7. Coming Out
Coming Out adalah istilah yang digunakan oleh lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) orang untuk menggambarkan pengalaman mereka, penerimaan diri, keterbukaan dan kejujuran tentang identitas LGBT dan keputusan mereka untuk mengungkapkan jatidirinya.
8. Orientasi seksual
Orientasi seksual merujuk pada pola atraksi emosional, seperti hal romantis, dan / atau kebutuhan seksual dengan pasangan. Dalam LGBT, orientasi seksual juga mengacu pada pengertian seseorang dengan “identitas” mereka melakukan hubungan asmara dengan pasangan yang juga memiliki orientasi identitasnya sendiri. Tiga orientasi seksual yang diakui umumnya heteroseksual, homoseksual (gay dan lesbian), dan biseksual.
9. Homophobia
Homophobia mengacu pada takut atau prasangka dan diskriminasi terhadap lesbian, gay dan biseks. Merupakan istilah untuk mengintimidasi mereka yang homoseks atau orang yang memiliki perasaan seperti itu. Istilah ini pertama kali digunakan pada 1970-an dan lebih mengacu pada kebodohan, prasangka, dan stereotip dibandingkan dengan reaksi fisiologis yang biasanya disebut dengan 'phobia'. Sementara komentar homophobic atau sikap yang mengintimidasi, dapat menyebabkan sakit hati dan tersinggung kaum lesbian, gay dan biseks.
10. Transphobia
Transphobia mengacu pada perasaan takut atau prasangka dan diskriminasi terhadap orang-orang yang transgender atau yang dianggap melanggar norma-norma gender, identitas gender atau ekspresi gender.
Bertumbuhnya LGBT
kini kalian sudah mulai mengerti bukan mengenai LGBT melalui istilah yang sering mereka gunakan ini. Kini LGBT tidak hanya dilakukan oleh mereka yang sudah dewasa, bahkan remaja tanggung sudah banyak yang melakukan kegiatan orientasi menyimpang ini.
Di Amerika sendiri banyak kecaman terhadap orang-orang muda yang tumbuh lesbian, gay, biseksual atau transgender. Diskriminasi resmi diberikan pemerintah beserta ketidakpedulian bersama dengan pengucilan sosial. Banyak remaja yang tidak puas akan hal ini dan terkucilkan di rumah dan lingkungan mereka sendiri. Namun, pemuda LGBT juga menunjukkan ketahanan dalam menghadapi tantangan saat ini dan mengungkapkan optimisme tentang kemungkinan hari esok.
Growing Up LGBT di Amerika, merupakan survei terobosan pada lebih dari 10.000 remaja usia antara 13-17 tahun, yang diidentifikasi sebagai LGBT. Survey ni memberikan gambaran gamblang tentang kesulitan yang mereka hadapi, serta dampak pada kesejahteraan mereka yang mendalam, namun pemuda ini cukup tangguh. Mereka menemukan tempat berlindung yang aman di antara rekan-rekan mereka, secara online dan di sekolah mereka. Mereka tetap optimis dan percaya semuanya akan menjadi lebih baik. Temuan ini sungguh memprihatinkan.
Bahkan di beberapa negara mereka telah berhasil menyerukan bahwa mereka benar-benar “ada” hingga negaranya melegalkan pernikahan mereka, anatara lain Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, Afrika Selatan, dan masih banyak lagi.
Bagikan
Berita Terkait
Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya

4 Alasan Kenapa Harus Konsumsi Keju

Air Kelapa Lebih dari Sekadar Segar! Ini Manfaatnya yang Vital untuk Ibu Hamil dan Pembentukan Air Ketuban

Amazfit Rilis Active 2, Smartwatch Premium untuk Gaya Hidup Aktif, Intip nih Fitur Unggulannya

Anak Kapolda Kalsel Kerap Pamer Jet Pribadi dan Uang Jajan Miliaran, DPR: Memalukan

Vespa Hadirkan Pop-up Store di Pacific Place Mall Jakarta, Gabungkan Dunia Luxury Fashion dan Lifestyle

Resolusi Kesehatan Zodiak di 2025: Sagitarius Rutin Olahraga, Capricorn Perlu Banyak Meditasi, dan Aquarius Perbaiki Pola Tidur

Sambut Tahun Baru dengan Mencoba 'No Buy Challenge'

Tak lagi YOLO Gen Z kini Beralih ke YONO
