Alasan Bung Karno Rekrut 670 Pelacur


Ilustrasi Pelacuran (MerahPutih/Alfi Rahmadhani)
MerahPutih Nasional - Selama ini Presiden Sukarno dikenal sebagai Bapak Proklamator, singa podium dan sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) pertama. Sebagai seorang proklamator, Presiden Sukarno juga piawai dalam berorasi di depan publik. Puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang selala datang saat Bung Karno berorasi. Bung Karno juga dikenal sebagai pejuang dan merupakan pendiri Partai Nasionalis Indonesia (PNI). PNI sendiri adalah partai politik yang didirikan pada tahun 1927 dengan tujuan meraih kemerdekaan RI.
Sejak tahun 1920-an Bung Karno semakin massif melakukan kaderisasi dan agitasi kepada rakyat. Mulai dari pemuda, kalangan terpelajar, kaum ibu dan kaum bapak selalu hadir dalam kursus-kursus politik yang disampaikan Putera Sang Fajar itu. Bukan hanya itu Bung Karno juga merekrut dan mengkader ratusan pekerja seks komersial (PSK).
Keputusan Bung Karno mengkader ratusan kupu-kupu malam itu pada mulanya menimbulkan polemik dan kecaman di kalangan rekan perjuangan. Namun demikian Bung Karno memiliki alasan Khusus mengapa ratusan PSK itu dididik dan dikader agar menjadi revolusioner. (BACA: Peci dan Identitas Nasionalisme)
"Dalam gerakan PNI-ku di Bandung terdapat 670 orang pelacur. Mereka adalah anggota paling setia dan patuh daripada anggota-anggota lain yang pernah kuketahui," demikian pernyataan Bung Karno dalam sebuah buku Biografinya berjudul "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia", yang ditulis Cindi Adams.
Lantas apakah alasan Bung Karno menjadikan pelacur sebagai kadernya? Setidaknya ada 2 alasan bagi Bung Karno merekrut ratusan perempuan sundal dalam PNI.
Alasan pertama, pelacur adalah mata-mata dan agen intelijen paling baik dalam mencari dan menyampaikan informasi segala kegiatan kolonial kepada kaum pergerakan.
Bung Karno memerintahkan ratusan kader pelacurnya untuk menggoda para polisi Belanda yang tengah berpatroli malam. Para polisi yang digoda oleh kemolekan tubuh pelacur binaan Bung Karno langsung luluh seketika. Para polisi kolinial itu bukan hanya lalai menjalankan tugasnya menjaga keamanan, melainkan mereka juga membocorkan banyak rahasia penting kepada para perempuan sundal tersebut. (BACA: Bung Karno dan Pelacur)
Usai menerima informasi dari polisi kolonial, kemudian ratusan pelacur tersebut langsung menyampaikan informasi akurat itu kepada putera sang fajar.
"Pelacur adalah mata-mata paling baik di dunia," aku Bung Karno.
Kemudian untuk alasan kedua, pelacur juga berperan penting dalam menyokong dana pergerakan nasional. Tentu saja untuk menjalankan roda organisasi dibutuhkan biaya dari para anggotanya. Sebagian besar dari anggota PNI tidak memiliki cukup uang untuk membayar iuran organisasi. (BACA: 5 Cerita Misteri Tewasnya Janda Bohay Mpih)
Namun demikian, para pelacur yang setiap hari pekerja sebagai kuli pinggul mempunyai cukup uang untuk membayar iuran. Bahkan Bung Karno mengklaim jumlah iuran yang berasal dari pelacur lebih besar daripada iuran anggota biasa PNI.
"Anggota-anggotaku ini bukan saja penyumbang yang bersemangat, bahkan menjadi penyumbang paling besar," tegas ayah kandung Presiden Megawati Soekarnoputri menambahkan.
Bukan hanya itu, pesona ratusan perempuan sundal ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan laki-laki. Pada saat kursus pendidikan politik yang dilaksanakan pada Hari Rabu setiap minggunnya, banyak sekali kaum bapak dan pemuda yang datang ke acara kursus politik revolusioner itu. (BACA: Bukan Hanya PSK, 'Dolly Kecil' di Tebet Juga Dihuni Waria dan Pasangan Gay)
Kedatangan mereka bukan hanya untuk mengikuti materi-materi pergerakan nasional semata. Melainkan mereka juga datang untuk melepaskanpandang kepada ratusan intel cantik binaan Bung Karno.
"Jadi aku harus selalu mengusahakan agar mereka (para pelacur_red) selalu datang," demikian Bung Karno. (bhd)
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Suara Megawati Bergetar saat Ceritakan Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari: Ingat Bung Karno Buka Pintu Warisan Islam Asia Tengah

Cerita Megawati Anggap Uzbekistan Jadi Bagian Sejarah Spiritual Bangsa Indonesia

Beda dengan Bung Karno, Jokowi Tampilkan Teater Para Penjajah yang Bungkam Rakyat

PDIP Undang 'KPK' untuk Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno 2024
Relevansi "Indonesia Menggugat" Bung Karno di Zaman Sekarang
PDIP Setujui Pernyataan Prabowo soal Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia

Tiga Ajaran Bung Karno Bagi Generasi Muda

Megawati Bersama Ganjar-Mahfud akan Ziarah ke Makam Bung Karno

Romo Sindhunata Ungkap Makna Pasang Patung Bung Karno di Kaki Gunung Merapi
