Aksi Jenaka Bujang Ganong Kocok Perut Pengunjung Panggung Budaya PSBJ

Luhung SaptoLuhung Sapto - Senin, 19 Desember 2016
Aksi Jenaka Bujang Ganong Kocok Perut Pengunjung Panggung Budaya PSBJ
Aksi penari Ganongan di Gebyar Budaya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia Satu yang digelar oleh Paguyuban Seni Budaya Jawa (PSBJ), di Lapangan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (18/12). (Foto MP/Wid)

MerahPutih Budaya - Penampilan penari Ganongan menjadi aksi yang paling ditunggu-tunggu dalam kesenian Reog Ponorogo khas Jawa Timur. Pasalnya, penari ganong yang menggunakan topeng yang disebut dengan pentul ini kerap mengocok perut penonton dalam setiap penampilannya.

“Ganongan ini menggambarkan seorang tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri. Menari sampil melompat, dan salto, ini memang tidak bisa dilakukan oleh setiap penari, dan butuh keahlian khusus,” ujar Hubungan antar Lembaga dalam Kepengurusan Reog Ponorogo se-Jabotabek Soedjarwo kepada merahputih.com di sela acara Gebyar Budaya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia Satu yang digelar oleh Paguyuban Seni Budaya Jawa  (PSBJ), di Lapangan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (18/12).

Sosok penari ganong, atau ganongan ini digambarkan sebagai seorang tokoh Bujang Ganong atau Patih Pujangga Anom. Dia adalah Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka, dan sakti.

Gebyar Budaya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia Satu yang digelar oleh Paguyuban Seni Budaya Jawa (PSBJ), di Lapangan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (18/12). (Foto MerahPutih/Wid)

Tarian yang dimainkan secara lincah, dan penarinya memiliki keahlian khusus ini adalah bagian dari rangkaian seni Reog asal Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Aksi penari Ganong yang tampil jenaka lewat kejahilannya menggoda penari jathil terkadang juga barongan sehingga mampu mengocok perut penonton. 

Selain tari ganong, rangkaian dari seni Reog Ponorogo ini, kata Soedjarwo, adalah tari jathil, tari warok, barongan dadak merak, dan tari Klono Sawendono.

Menurut Soedjarwo, Klono Sawendono adalah Raja Kelono, seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa cemeti atau pecut yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman. Pusaka pecut sakti ini selalu dibawa ke mana-mana, untuk melindungi dirinya. (Wid)

BACA JUGA:

  1. Tari Ndolalak Ramaikan Panggung Budaya Bhineka Tunggal Ika
  2. Mengungkap Gambang Keromong sebagai Musik Pengiring Tari Cokek
  3. Mengenal Sejarah Perkembangan Tari Cokek
  4. Mengenal Literasi Tari Cokek di Tangerang
  5. Sejarah Tari Kretek, Representasi Buruh Rokok di Kabupaten Kudus

 

 

   

#Reog Ponorogo #Tari Ganongan
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan