Eksklusif: 16 Tahun Menghilang, Ini yang Dialami Frans Mohede, Vokalis Lingua

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 28 Maret 2017
Eksklusif: 16 Tahun Menghilang, Ini yang Dialami Frans Mohede, Vokalis Lingua
Frans Mohede di Baan Muay Thai, Kemang, Jakarta. (Foto: MerahPutih/Dery Ridwansah)

Francois Henry Willem Mohede atau yang lebih dikenal dengan nama Frans Mohede, mungkin tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Sejak mendirikan sebuah vokal trio; Lingua (1996) bersama Amara dan Arie Widiawan, namanya mulai menjadi perhatian.

Dirinya semakin dikenal masyarakat saat mengeluarkan album pertama yang bertajuk “Bila Kuingat”, pada tahun 1996. Tidak sampai di album pertama, pada tahun 1998, Lingua pun kembali mengeluarkan album kedua yang berjudul “Aku”, yang dirilis pada tahun 1999.

Namun, pada awal tahun 2000-an Frans menyatakan vakum dari Lingua dan beralih menjadi aktor seperti Amara yang kini menjadi istri tercintanya.

Lantas, seperti apakah kesibukan seorang Frans Mohede saat ini? Berikut wawancara eksklusif merahputih.com bersama lelaki kelahiran Jakarta, 6 Februari 1976, di Baan Muay Thai, Kemang, Jakarta, Selasa (28/3).

Frans Mohede di Baan Muay Thai, Kemang, Jakarta. (Foto: MerahPutih/Dery Ridwansah)

Band Lingua sempat jadi idola pencinta musik di Indonesia, tapi kenapa tiba-tiba menghilang begitu saja?

Alasannya karena kami mempunyai kesibukan masing-masing dan ada ketidaksepakatan bersama salah satu produser musik. Kami mulai vakum setelah mengeluarkan album kedua pada tahun 1998. Meski terlihat lembut, kami ini sebenarnya nakal-nakal. Ha ha ha.

Kami paham apa yang harus kami persembahkan kepada teman-teman. Dan, kami pun harus mempertahankan keunikan yang kami punya. Kami tidak mau masuk di domainnya saingan kami. Karena itulah, terjadi ketidakcocokan bersama produser. Hal ini bukan hanya di Lingua, melainkan pada musisi lainnya juga. Dari hal tersebut, akhirnya kami malas untuk melanjutkan berkarya. Ha ha ha

Setelah vakum, selama 16 tahun sibuk apa?

Setelah vakum, saya mulai menerima kembali tawaran-tawaran sinetron. Ya, saya masuk ke sana lagi. Bagi saya, ini juga termasuk dunia seni, kok.

Selain itu, pada awal tahun 2001 saya mencari kegiatan olahraga bela diri. Dan kebetulan, istri saya sangat suka bela diri. Nah, ketemulah dengan olahraga Muay Thai. Kalau waktu itu, sih, disebutnya bukan Muay Thai melainkan Thai Boxing.

Frans Mohede di Baan Muay Thai, Kemang, Jakarta. (Foto: MerahPutih/Dery Ridwansah)

Apa yang membuat Om Frans tertarik dengan Muay Thai?

Bela diri yang sangat sederhana. Seperti yang diinginkan oleh istri saya, tidak pakai sabuk-sabukan. Bagi saya, Muay Thai bela diri yang praktis dan efektif ketika untuk dijadikan self defense. Namun, perjalanan dengan Muay Thai itu sendiri banyak sekali hambatannya seperti pada tahun 2003, anak pertama lahir. Buyar fokus untuk serius di Muay Thai.

Dan, pada tahun 2005 saya sempat gabung bersama Endy Nahan di Muay Thay Training Camp (MTTC) yang juga merupakan Ketua Komunitas Muay Thai Indonesia (KaMI). Dia merupakan pemilik Muay Thai pertama di Indonesia. Kalau menurut saya dan Muay Thai Profesional Indonesia (MPI), gym Muay Thai pertama itu adalah MTTC Jakarta dan kedua itu adalah kami, Baan Muay Thai.

Selain untuk bela diri, apa visi misi di dalam Muay Thai?

Saya ingin memajukan Muay Thai Indonesia sehingga nantinya bisa dikenal masyarakat luas. Dan, pada waktu itu tahun 2001 Muay Thai belum ada di Indonesia. Dan dikarenakan basic saya adalah entertainment, saya berpikir, ini olahraga bisa dimasukkan ke dalam sport entertainment dan akhirnya bisa dijadikan bisnis. Saya yakin.

Untuk mengikuti wawancara khusus merahputih.com dengan artis lainnya, baca juga: Eksklusif : Nania Idol Bicara Soal Penyanyi Pendatang Baru

#Komunitas Muaythai Indonesia #Muay Thai #Artis Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan